Prolog – A Heritage // YunJae // Yaoi

Title : A Heritage

Rating : Yaoi / NC 21

Main Cast : Yunho, Jaejoong/Jejung, Yoochun, JunSu, Changmin

OC :

OC  name from readers: Fumiki Asari (Yunjani9095), Yuuki Hisa (Shita Permata)

Disclaimer : Semua nama, image dan tempat di FF ini bukan milik saya, cerita FF ini asli milik author

Author : Raing a.k.a Galaxyredocean

Genre : Romance, humor, mystery, actionangst

Language : Bahasa Indonesia

Prolog

Surat wasiat dan perjanjian yang tidak bisa kutolak, bukan harta benda yang selalu di tulis dalam wasiat seseorang yang meninggal, tetapi wasiat menjadi wali seorang laki-laki berasal dari keturunan keluarga samurai, mana ada samurai di jaman modern ini ? mendiang kakek ku berpuluh-puluh tahun yang lalu kabur dari Jepang ke Korea karena tidak tahan dengan kehidupan kakek buyut ku yang masih membanggakan diri nya adalah salah satu keturunan samurai.

Jung Yunho memandang jam tangan nya, beberapa menit lagi private jet nya akan mendarat di bandara Oita prefektur Oita Jepang, menjemput warisan yang di dapat nya dari sebuah perjanjian antara kakek Yunho dengan Kakek Jejung nama laki-laki itu cucu seorang keturunan samurai di desa Usuki. Seperti apa laki-laki yang seumuran dengan nya ?, apakah dia kurus, gemuk, tinggi, pendek ?, hanya dapat berharap laki-laki itu tidak menyusahkan kehidupan nya kelak.

Usuki – Jejung’s House

Salju pertama mulai turun ketika Yunho sampai di rumah besar traditional Jepang, dengan halaman luas mengelilingi bangunan rumah utama, bersih dan tertata rapi, seorang laki-laki tua berpakaian kimono jenis samue menyambut nya di genkan pintu masuk rumah, Yunho melepaskan sepatu dan memakai sandal rumah yang telah disediakan untuk tamu, duduk di lantai beralaskan tatami yang bersih dan mahal, pandangan mata kecil nya tertarik pada halaman terbuka di bagian dalam rumah, baru menyadari bangunan rumah traditional ini berdiri di atas tanah yang luas berbukit di bagian belakang nya.

Di baca nya kembali salinan surat wasiat yang di terima minggu lalu oleh pengacara nya, bahwa dia sebagai keturunan dari keluarga ibu nya berkewajiban menjadi wali dari seseorang yang bernama Jejung, sebelum tiba di rumah besar ini Yunho berpikir dia harus menjadi wali dari seorang laki-laki miskin yang baru saja ditinggal sendiri oleh kakeknya dan dia berkewajiban membiayai hidup laki-laki miskin itu, karena mendiang kakek nya sebelum meninggalkan Jepang berhutang budi kepada kakek Jejung yang meminjamkan uang untuk bekal hidup di Korea. Apakah Jejung itu anak seorang pekerja di rumah ini ?, tidak mungkin seorang keturunan samurai menjadi seorang pekerja, lamunan nya terusik ketika melihat dari celah pintu seorang wanita muda berselubung mantel hitam berdiri di genkan pintu masuk, rambut nya panjang sebahu di kuncir seperti umum nya laki-laki samurai… tunggu !

“oh ternyata laki-laki.” Dalam hati Yunho meralat mata nya yang salah menilai mengira seseorang di depan genkan itu adalah wanita, “mungkin laki-laki ini adalah majikan dari anak laki-laki itu.” Pikirnya dalam hati.

Terdengar suara sambutan untuk kedatangan sang pemilik rumah yang baru saja tiba. “apakah sudah datang ?” sebuah suara bertanya kepada penyambut nya. “aku akan berganti baju, bawa tamu itu ke ruang latihan.” Kembali terdengar suara pemilik rumah.

Pintu tempat Yunho menunggu pun terbuka, laki-laki tua yang tadi menyambutnya masuk mempersilahkan Yunho untuk mengikuti nya, sebagai  tamu Yunho mengikuti laki-laki tua yang terus-terusan membungkuk hormat kepada nya dan berkali-kali memanggil diri nya dengan sebutan Sensei.

Melalui lorong bagian luar beralaskan kayu, laki-laki tua itu membuka salah satu pintu traditional Jepang dan mempersilahkan Yunho untuk masuk menunggu tuan nya datang. Sebuah Ruangan luas penuh dengan berbagai macam alat bela diri, dahi nya berkerut mengapa dia harus menunggu di ruangan seperti ini ?.

Lima menit kemudian masuk sepuluh orang laki-laki berbadan kekar mengenakan hakama hitam, layak nya pakaian yang biasa di pakai pada latihan kendo, Yunho duduk dilantai kayu memandang keheranan kesepuluh laki-laki yang berdiri tegak berjajar menghadap pintu masuk, tidak sampai sepuluh menit kemudian pintu kembali terbuka, di iringi ucapan serempak salam hormat membungkuk dari kesepuluh laki-laki berpakaian hakama.

Seorang laki-laki muda berpakaian hakama abu-abu tua masuk kedalam ruangan, rambut nya terkuncir seperti umum nya samurai jaman dulu, sebuah katana berada di tangan laki-laki itu, Yunho pun berdiri dari duduk nya, memperkirakan laki-laki itu adalah pemilik rumah.

Hampir saja dia jatuh terduduk, tiba-tiba laki-laki itu bersama sepuluh laki-laki di belakang nya membungkuk hormat di hadapan nya. “Sensei irasshaimase.” Serempak mengucapkan selamat datang.

Laki-laki yang memegang katana tadi maju sedikit, “Watashi wa Jejung to moushimasu, Douzo yoroshiku onegai shimasu.” Laki-laki berkulit putih itu memperkenalkan diri nya yang bernama Jejung. “Sensei, aku siap menerima pelajaran dari anda.” Terpatah-patah mengucapkan nya dalam bahasa Korea.

Kali ini Yunho benar-benar terduduk di lantai kayu.

–

–

Di dalam pesawat terbang Yunho memperhatikan wajah Jejung yang tertidur, laki-laki itu telah meminum obat anti depresi sebelum masuk ke pesawat, ketika dia menolak menaiki pesawat yang menurut nya sangat kecil tidak besar seperti yang ditunjuk nya di bagian parkir pesawat komersil. Dan berjam-jam di bagian pemeriksaan bagasi ketika Jejung ngotot tidak mau terpisah dengan wakizashi milik nya, belum lagi pedang katana yang di bawa di dalam bagasi nya, beruntung laki-laki tua yang mengantar Jejung ke bandara menyerahkan sebuah surat kepemilikan benda-benda tajam tersebut, Yunho tidak mau ambil pusing tentang surat yang meloloskan kedua senjata itu kini berada di dalam private jet nya.

Wajah malu Yunho lebih tak tertahankan lagi ketika kesepuluh laki-laki berpakaian hakama turut mengantar kepergian tuan nya sampai di tangga pesawat membungkuk memberikan hormat mengucapkan selamat jalan.

Kembali memperhatikan laki-laki yang menurut Yunho tidak pantas mengenakan hakama dan haori semacam jaket kimono, wajah putih halus itu lebih pantas mengenakan kimono furisode yang lazim di pakai oleh wanita muda Jepang, dia pasti sangat cantik sekali, dan… mata nya masih sembab karena menangis harus meninggalkan rumah nya, astaga ! sebagaimana di lihat nya di ruangan latihan, laki-laki itu masuk begitu gagah nya dengan pedang katana di tangan  lalu menangis keras dari dalam kamar nya, ketika istri laki-laki tua yang ternyata adalah pengasuh Jejung dari bayi mengatakan Yunho bukan guru pengajar untuk bela diri, tetapi Yunho adalah wali yang ditunjuk oleh mendiang kakek Jejung yang baru meninggal satu minggu lalu. Jaejung bersikeras mendiang kakek nya mengatakan akan datang seseorang yang akan mengajari nya dari Korea, bukan seorang wali untuk diri nya.

Yunho menarik nafas pelan sebelum memejamkan matanya, dia harus berada dalam sebuah acara penting di Korea malam ini, sehingga menyeret paksa laki-laki keturunan samurai yang masih berakar dan berbudaya traditional dalam keseharian nya untuk ikut bersama dirinya ke Korea, menimbang konsekuensi yang harus dia lakukan apabila menolak perwalian terhadap Jejung.

Korea – Incheon

Gelisah di wajah Yunho berkali-kali melirik jam tangan nya, dia hanya punya satu jam untuk sampai ditempat pertemuan penting nya, ingin rasa nya Yunho meninggalkan Jejung dengan anak buah nya yang sibuk mengurus dua senjata tajam milik Jejung.

“Junsu-ah, berapa lama lagi ?” Yunho berbicara dengan nada gelisah di ponsel dengan seseorang yang bernama Junsu. “arraso, cepat ke mobil !” perintah nya.

Tak lama kemudian Jejung keluar dari pintu airport bersama Junsu dan dua orang anak buah nya, Yunho sudah duduk di mobil nya bersama supir dan seorang pengawal di depan, sebuah mobil lagi penuh dengan empat orang laki-laki berdiri di mobil deretan depan. Sedangkan Jejung bersama dua orang anak buah Junsu masuk kedalam mobil yang berada di belakang mobil Yunho.

“Dia kah warisan itu ?” tanya Junsu sambil tertawa ketika dia masuk kedalam mobil dan duduk di sebelah Yunho.

“aku sedang tidak ingin bercanda !” menjawab ketus pertanyaan tangan kanan nya dalam bisnis, Yunho memijat-mijat kepala nya yang terasa pening, salju tipis menyapu jalanan yang dilewati iring-iringan kedua mobil tersebut.

Mereka tidak memperhatikan sejak di airport dua orang laki-laki berjas memperhatikan gerak-gerik rombongan itu, salah seorang laki-laki tersebut berbicara di telephone “Tuan, mereka baru saja tiba di Korea, kami menunggu perintah selanjut nya.” hening sesaat, lalu laki-laki itu berkata “baik Tuanku kami akan bergabung dengan tuan Yoochun-sshi di acara tersebut.”

tbc

cr pict : JYJ Beginning

—————————————————————————————————————————————————-

Author :

– Yes.. FF Baru, masih Prolog, blm ada pertayaan apapun dr eonnie.

– di FF ini eonnie akan coba masukkan action, mungkin ada scene pertumpahan darah, tp eon bikin FF a heritage ini lbh ke humor nya.

– Selamat membaca all readers, jgn lupa review nya.