Chapter 11 – My Beloved Model // YunJae // Yaoi

Title : (FF) My Beloved Model

Rating : Yaoi / (NC 21-tergantung sikon)

Main Cast : Yun♡Jae, Yoochun, JunSu, Changmin

OC  name from readers: Vievie, Kim Laila, Lely, Han Seira, Park Jaehyun

Disclaimer : Semua nama, image dan tempat di FF ini bukan milik saya, cerita FF ini asli milik author

Author : Galaxyredocean a.k.a Raing

Genre : Romance, humor, (mystery ?)

Language : Bahasa Indonesia

Chap : 1- ?

Previous

“Sebaik nya kau segera mandi dan berpakaian, Yoochun akan mengadakan press conference siang nanti di salah satu ruangan hotel ini, atau ada baik nya kau menelphone dia, lain kali ponsel mu jangan di silent, membuat ku khawatir semalaman tidak berhasil menghubungi mu, sedang kan petugas hotel mengatakan kau keluar dari sini sejak sore hari.” Sekali lagi Yunho tanpa sadar mengungkapkan perasaan nya tadi malam ketika berpuluh-puluh kali menghubungi ponsel Jaejoong yang tidak diangkat, dan dia merasa lega ketika seseorang dari hotel mengabari bahwa Jaejoong telah kembali ke kamar nya pukul 1 dini hari.

Press Conference

Ruang press conference di hotel milik Yunho ditata sedemikian nyaman dan hangat, tempat duduk yang di sediakan untuk wartawan media telah terisi penuh, mereka tidak mau tertinggal berita yang sedang hangat di bicarakan mengenai skandal menyeret nama model terkenal dan putra dari seorang pegusaha hotel, sesuai janji kemarin di pres conference Seoul kedua belah pihak akan mengadakan press conference di Jeju dengan menghadirkan sang model yang menjadi bahan berita.

Jaejoong berjalan di belakang Yoochun memasuki ruangan press conference, di ikuti Junsu dan Yunho, mereka duduk di tempat yang telah di sediakan berupa stage pendek, Jaejoong terlihat gugup berkali-kali membasahi bibir nya, beruntung press conference ini hanyalah sebuah pernyataan nya yang membantah berita mengenai pelecehan pada sesi pemotretan tersebut serta pemutusan kontrak nya di magazine’s company hanyalah rumors yang tidak bisa dipertanggung jawab kan kebenaran nya.

Dimana pihak magazine’s company menyangkal kedua photo tersebut berada di luar script pemotretan yang telah diungkap kan oleh Yunho pada press conference kemarin, beruntung press conferencehari ini tidak di perkenan kan untuk mengajukan pertanyaan kepada Jaejoong, tetapi tetap saja beberapa wartawan yang nekat berteriak “apakah ciuman di photo itu sungguhan ?”, “apakah kalian berdua mempunyai hubungan khusus ?”, “bagaimana kedua photo itu bisa beredar ?”.

–

–

Di kamar Penthouse semua berkumpul usai press conference yang hanya berlangsung selama 15 menit. Yoochun menghempas kan tubuh di sofa, satu masalah telah terlewati hari ini, entah masalah apalagi yang akan dihadapi nya esok tentang sahabat nya yang tidak ada habis-habis membuat masalah.

“Hyung.. berhentilah membuat skandal, kalau hyung terus seperti ini aku bisa mati muda sebelum menikah !” keluh nya.

“Menikah lah dengan ku sebelum kau mati muda.” Sahut Junsu yang duduk disebelah Yoochun sambil menyeringai menggenggam tangan pria smart yang tampak kelelahan.

“Yaaa… !” berteriak menjauhkan tangan nya dari genggaman Junsu, “aku lapar, sebaik nya aku cepat-cepat pergi ke rumah umma Kim, sebelum pria berpantat bebek ini memaksa ku untuk berdiri dialtar !” ucapnya berkelakar menanggapi kata-kata Junsu yang mungkin saja akan menjadi kenyataan apabila dia menyetujui nya, Yoochun tahu Junsu menyukai nya sejak di bangku high school.

“Tunggu, Aku ikut hyung !” Changmin berlari ke kamar untuk mengganti celana nya dengan celana panjang, oh tidak mungkin dia melewatkan setiap kesempatan makan di rumah umma Kim.

“Aku juga ikut hyung, semalam kami dari sana, eh.. apakah hyung sudah janjian dengan eomonim ?” tanya Kyuhyun, sebab seingat nya semalam umma Kim mengatakan dia akan pergi bersama teman-teman nya.

“belum, aku akan menelephone nya sekarang, eh… bagaimana kalau kalian ikut juga ?” menawari Yunho dan Junsu, merasa tidak enak apabila tidak mengajak mereka walaupun hanya sekedar basa-basi.

“Andwee… !, Jangan…, Tidak bisa !” spontan Jaejoong dan Kyuhyun berteriak menanggapi tawaran Yoochun.

“Waeyo ?” dahi Yoochun mengernyit memandang curiga, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh mereka.

“Oh senang sekali apabila aku berkesempatan dapat bertemu dengan Mrs. Kim, tentu saja aku bersedia untuk ikut.” Kata Yunho begitu antusias, dia ingin sekali melihat seperti apa ibu nya Jaejoong yang membuat appa nya begitu nafsu untuk berbuat iseng di masa tua nya.

“Kurasa beliau akan sangat senang sekali bertemu dengan mu Yunho-sshi, aku akan mengabari beliau kami akan beramai-ramai mengunjungi nya.” Yoochun sudah mendial nomor umma Kim dan tersambung dengan beliau. “yeoboseyo eomonim.” Mengucapkan salam dan “a ye…, kami di penthouse resort, ne eomonim akan ku tunggu.” Yoochun menutup ponsel nya bergegas kearah pintu keluar, “umma Kim di depan !” ditengok nya Jaejoong yang terbelalak terkejut mendengar ibu nya datang. Jaejoong berlari mendahului Yoochun, sebisa mungkin dia ingin menahan sang umma agar tidak bertemu Yunho.

PLAAAKK…

Dompet Jaejoong yang tertinggal di rumah, di layang kan ke pundak putra nya, “Sejak tadi umma hubungi ponsel mu tidak diangkat !, Yaaa.. Yoochun-ah mengapa kau adakan press conference di Jeju ?, umma sampai kesulitan untuk keluar rumah, aishhh… wartawan-wartawan itu !” umma Kim terus mengomel meluapkan kekesalan nya terhadapap wartawan media yang bertanya macam-macam ketika dia keluar dari rumah.

Yoochun mendorong umma Kim cepat-cepat masuk ke dalam penthouse, dia tidak ingin orang lain melihat artis nya di omeli dan di pukuli oleh ibu nya sendiri, sebenarnya itu hanya candaan umma Kim kepada anak nya, tetapi orang luar yang melihat nya akan berpikiran lain.

Di dalam penthouse umma Kim masih bersumpah serapah mengenai wartawan-wartawan yang telah merusak halaman rumah nya, “Chunnie-ah apakah kau sudah tidak becus menjadi manager Jaejoongie ?, mengapa kalian tidak menuntut putra Jung……” langkah dan ucapan nya terhenti mendapati orang yang bersangkutan telah berdiri memberi salam kepada nya.

“Annyeonghaseyo Mrs. Kim.” Yunho dan Junsu membungkuk hormat kepada wanita yang dilihatnya masih cantik dan muda.

Changmin yang baru keluar setelah berganti pakaian langsung didorong masuk ke kamar oleh Kyuhyun, Kyu berpikir mereka berdua sebaik nya menyingkir sebab hal ini bukan porsi mereka, dan mereka tidak mau terlibat dalam pertempuran yang sebentar lagi akan berlangsung.

“Annyeonghaseyo….” Umma Kim membalas salam kedua nya, dan raut muka wanita cantik itu menelusuri laki-laki di depan nya dari ujung rambut hingga ujung kaki. “hmm.. kau jauh lebih tampan dari ayah mu.” Ucapnya, dalam hati masih terus menilai point-point laki-laki yang memang terlihat tampan dan berkharisma, jauh berkharisma dibandingkan Jung Yunmo ayah nya.

Yunho tidak merasa gugup di pandangi seperti itu oleh umma Kim, dia terlihat tenang, terlalu terpesona oleh kecantikan dan kemudaan wanita di depan nya, gerak gerik dan cara bicara nya tidak jauh berbeda dengan Jaejoong, andaikan Jaejoong seorang yeoja mungkin orang-orang akan mengatakan mereka berdua adalah nunna dan yeodongsaeng. “Terima kasih untuk pujian anda Mrs. Kim, Jung Yunho imnida, aku pun….”

“dan kau jauh lebih licik memperdayai putra ku eoh !” seru nya memotong ucapan Yunho, “yaaa.. Jaejoongie, apa yang kau negosiasi kan dengan pihak mereka hingga mau saja menurut dengan laki-laki ini, pabo !” tangan umma Kim sudah meraih bantalan sofa dan melempar kearah Jaejoong, lemparan nya luput karena Jaejoong secepat kilat sudah berdiri di belakang tubuh Yunho yang tak jauh dari nya, bersembunyi di punggung Yunho yang lebih besar dari nya, tangan nya merenggut memegang kemeja pria itu.

Huupp… tangan Yunho sigap menangkap bantalan sofa yang kembali dilempar oleh umma Kim kepada putra nya, Tubuh Yunho bagai kan tameng menjaga Jaejoong dari amukan umma Kim, itu lah yang ada di pikiran Yunho, sebenarnya ibu dan anak itu sudah biasa saling bercanda dengan melemparkan bantal.

BUUGHH…

Benar saja bantalan yang di lempar Jaejoong tepat mengenai muka umma Kim, “hahahaha.. satu kosong !” seru nya kegirangan melongok dari balik punggung Yunho mencibirkan bibir nya kearah sang umma. Sang umma merasa tertantang karena dua kali lemparan bantal nya tidak mengenai Jaejoong atau Yunho, bahkan dapat di tangkap oleh Yunho. Dan kali ini tangan Yunho terbentang lebar seakan siap menjaga Jaejoong.

Umma Kim mengurungkan niat nya melempar bantal tersebut, memperhatikan gerak gerik kedua laki-laki muda di depan nya, “apakah kalian pacaran ?” dahi nya mengernyit, apa yang di lihat nya seperti Yunho memproteksi Jaejoong dan Jaejoong merasa aman berdiri di belakang Yunho.

“Mrs. Kim, andaikan Jaejoong mau menerima nya, sejak kemarin-kemarin mungkin kami berdua sudah menjadi sepasang kekasih.” Ucap Yunho tanpa menurun kan kedua lengan nya yang membentang, memasang kuda-kuda apabila wanita di depan nya kembali melemparkan bantal yang masih di genggam.

“MWO !, yaaa… BUUGHHH. Jaejoong mendaratkan bantalan yang di pegang nya ke kepala Yunho.

“Hahahaha…., itu baru anak umma.” Gelak tawa umma Kim begitu keras nya, hingga Changmin dan Kyuhyun mengintip dari pintu kamar mereka, apabila umma Kim sudah tertawa itu berarti pertempuran nya dengan Jaejoong sudah berakhir. Tebakan mereka berdua tidak salah, umma Kim sudah duduk di sofa, dengan gerakan anggun wanita itu menyilangkan kaki nya.

“Duduk lah.” Sahut nya menyuruh Yunho dan memalingkan mata kepada Junsu yang terabaikan oleh nya, menunggu semua nya duduk, lalu wanita cantik itu menyibakkan rambut nya, “jelaskan, kesepakatan apa yang telah kalian negosiasikan.” Kedua mata indah nya menatap satu persatu semua orang yang ada di situ, lalu melotot kan mata nya kepada Jaejoong, sebab putra nya masih tidak menjauh dari Yunho, kembali memicingkan mata ketika Yunho menyuruh putranya duduk bersebelahan.

“Mrs. Kim, aku mengakui ini semua adalah kesalahan ku, berawal dari pertaruhan ayah dan aku, Mianhamnida Mrs. Kim, aku… maksud ku Magazine’s Company sudah bertanggung jawab tentang skandal yang telah di perbuat oleh putra anda sendiri menyebarkan photo tersebut kepada umum, kami pun tidak menuntut Jaejoong dalam hal ini, jadi menurut ku masing-masing pihak…”

“MWO.. !, yaaa Jaejoongie bodoh nya dirimu, jadi kau sendiri sudah mengakui bahwa yang menyebar kan photo itu adalah diri mu sen……..

“eomoniiiiim…..!” Jaejoong berteriak berusaha menyetop ucapan umma nya, dia menutup telinga nya karena lengkingan Changmin begitu tinggi ikut berteriak berusaha menghentikan ucapan umma Kim.

“Wae.. Wae.. Waeyo ?” wajah putih umma Kim kebingungan, “aishhh… !” menepuk mulut nya sendiri ketika Yunho tersenyum kepada nya, menyadari diri nya terpancing dan terpedaya oleh anak muda di hadapan nya.

Yoochun menatap tajam kepada Jaejoong yang duduk disebelahnya, tanpa sadar Jaejoong beringsut duduk lebih dekat di sebelah Yunho, seakan memohon perlindungan dari amarah dua orang yang ada di depan nya. Dilihat nya Changmin dan Kyuhyun terburu-buru menutup pintu kamar. Sial ! pikirnya dalam hati padahal Changmin dan Kyu juga turut andil dan sekarang semua di limpahkan kepada nya. cihh .. awas kalian ! gerutu nya.

Pria tampan itu kembali tersenyum melihat Jaejoong memegang lengan kemeja nya. “eomonim.., jangan salah kan Jaejoong, dia hanya ingin membalas perbuatan ku kepada nya, sekali lagi aku memohon maaf.” Layak nya laki-laki yang penuh tanggung jawab, Yunho berdiri dan membungkuk hormat kepada umma Kim.

“eomonim !” umma Kim mengulang ucapan Yunho dan membelalak kan mata nya mendengar anak muda yang baru saja berhasil memperdayai nya itu memanggil dengan sebutan eomonim, tangan nya tengah bersiap-siap melemparkan bantal yang berada di pangkuan nya, “eh…, apakah kalian pacaran ?” tanya nya sekali lagi, melihat putra nya telah kembali berdiri di belakang Yunho.

“Aniyo !” Jaejoong menggerak-gerakkan tangan nya memberi kode “tidak” kepada ibu nya.

Jawaban yang di berikan Yunho berlawanan dengan tangan Jaejoong, “seperti yang saya katakan tadi, apabila eomonim merestui kami, tentu aku akan sangat berterima kasih dan aku akan menjaga serta bertanggung jawab kepada Jaejoong.” kata-kata itu terdengar tegas dan berwibawa.

“MWO !” semua orang yang berada di situ berteriak terkejut, termasuk Junsu mulut nya melongo terbuka.

“Jung Yunho, are you…. ? Umma Kim memutar-mutar telunjuk nya di atas kepala, mengira laki-laki dihadapan nya mempunyai kelainan otak.

Laki-laki yang dianggap kelainan otak itu tersenyum, “kembali ke permasalahan skandal yang ternyata disebarkan oleh putra anda sendiri, ku rasa diantara Kim Jaejoong dan pihak kami sudah clear tidak ada perseteruan lagi.” Ucapnya tenang, dalam hati dia tertawa melihat wanita di depan nya tidak bisa berkata-kata.

Tergagap menanggapi statement Yunho perihal anak nya, Umma Kim masih tidak ingin mengalah, “lalu.., bagaimana dengan image putra ku, kurasa saat ini dia sudah di cap sebagai, ugh.. penyuka sesama jenis, tentu akan sulit baginya kelak apabila Jaejoongie menyukai seorang yeoja,?” otak nya menjadi buntu untuk membantah perkataan Yunho.

“Jangan khawatir eomonim, apabila tidak ada yeoja yang mau menikah dengan Jaejoong, aku akan menikahi nya.” Penuh rasa hormat Yunho mencoba kembali berkelakar walau dalam hatinya tertanam kata-kata itu bagaikan sebuah janji yang terucap.

Umma Kim pergi dari hotel dengan hati kesal, dia memperingatkan Yunho untuk mejauhi anak nya, memaki-maki diri nya sendiri yang tak mampu membalikkan setiap ucapan anak muda itu, lebih pintar dari ayah nya dan uhm.. jauh lebih tampan.

YunJae’s Penthouse

Malam itu juga mereka semua kembali ke Seoul menumpang private Jet Yunho, mau tidak mau Jaejoong ikut pulang ke penthouse nya dengan kendaraan Yunho, dia pun malas ikut di mobil Yoochun, harus mengantar ke tempat Changmin dan Kyuhyun karena kediaman mereka lebih dekat dari airport.

Yunho mengucapkan selamat malam kepada Jaejoong yang sibuk mencari kunci penthouse nya, namja manis itu diam memberengut sejak penerbangan dan di mobil, salam nya pun tidak di jawab oleh Jaejoong, wajah nya semakin kesal karena tidak berhasil menemukan kunci yang di cari. Yunho terlalu lelah untuk menunggu Jaejoong menemukan kunci nya, dia pun masuk ke dalam penthouse nya sendiri, meninggalkan Jaejoong yang tengah membuka koper besar nya.

“Dasar tidak berperasaan, bukan nya membantu ku mencari kunci !” Jaejoong menggerutu ketika dia berhasil menemukan kunci penthouse nya dan melihat Yunho sudah tidak ada, menarik koper besar yang di bawa nya dari liburan di pulau masuk ke dalam, “kyaaaa.. andweee !” ketika menyalakan lampu ruangan mata nya tertuju pada aquarium, ikan kuning nya terlihat diam melayang-layang di bagian atas aquarium, diam tidak bergerak, Omo ! dia lupa mengatakan kepada orang yang datang setiap hari kerumah nya agar memberikan ikan kesayangan nya makan pada malam hari ketika dia berada di Jeju.

“Yunnieeee…. !” Jaejoong sudah berteriak sambil membunyikan bel berkali-kali dan menggedor-gedor pintu penthouse Yunho, “Yunnie-aaahh, Yunnieee….. cepat buka pintu nya !” dia hampir menangis ketika akhir nya pintu penthouse Yunho terbuka, tampak Yunho baru membuka kancing kemeja yang di pakai nya ketika mendengar bel dan teriakan Jaejoong memanggil nama nya.

“Wae.. wae.. waeyo Boo ?” seru nya panik melihat Jaejoong begitu ketakutan.

Telunjuk Jaejoong menunjuk kearah pintu nya, air mata namja itu mulai menetes, kepanikan yang teramat sangat di rasakan nya. “Yunnie.. iiikaan kkuuning ku.. hiks.. hiks…, dia mati !” isakan tangis Jaejoong semakin kencang terdengar di telinga Yunho.

Yunho bergegas masuk ke penthouse Jaejoong, di tarik nya tangan Jaejoong yang masih menyeka air mata, bernafas lega ketika melihat ikan kuning pemberian nya untuk Jaejoong masih hidup walaupun terlihat lemah, “kurasa ikan mu sakit Boo, dia masih hidup, lihat lah.” Tangan nya merangkul pundak Jaejoong mendekat ke aquarium.

“Eh.. benarkah ?” Jaejoong hampir tidak mempercayai matanya ikan kuning itu memang telah berpindah tempat agak ketengah di bagian atas aquarium.

“Tunggu sebentar disini.” Yunho keluar dari penthouse Jaejoong, tak berapa lama kemudian dia sudah kembali membawa sebuah aquarium kecil dan beberapa bungkusan obat khusus untuk ikan. Mengisi aquarium dengan air yang telah dicampur nya dengan beberapa bahan penetralisir air, cairan obat, lalu menaruh aquarium itu di sudut meja living room, memindah kan ikan kuning Jaejoong di dalam aquarium kecil itu, Jaejoong memperhatikan apa yang di lakukan Yunho mengkarantina ikan kuning nya. “apakah sebaik nya kita membawa ke dokter hewan ?, eh maksud ku apakah ada dokter untuk ikan ?” tanya nya dengan wajah polos berjongkok di samping Yunho memperhatikan ikan kuning nya masih saja diam tidak berenang-renang seperti biasa.

Yunho memandang wajah polos di samping nya, ingin rasa nya dia merasakan manis bibir Jaejoong, lalu dia tersenyum, “tidak perlu, besok pagi kurasa ikan mu sudah sehat kembali, eh.. Mengapa kau tidak membeli ikan-ikan yang lain nya Boo ?, aquarium sebesar itu hanya ada ikan dari ku, kasihan dia kesepian.” Tanya Yunho memainkan tangan nya di kaca aquarium.

“apakah perlu ?” Jaejoong balik bertanya, dunia nya hanya dilingkungan model, pesta dan bersenang-senang, mana dia tahu tentang ikan, selama ini dia hanya tahu dua kali sehari memberi makan ikan dan selanjutnya adalah urusan orang yang biasa datang membersihkan penthouse nya.

Menahan gemas, tangan Yunho mengacak-acak rambut Jaejoong, “tentu saja ikan mu akan lebih gembira bila mempunyai teman.” Namja manis itu tidak menyadari tatapan Yunho yang begitu merindukan ingin memeluk nya. sambil menghela nafas Yunho pun berdiri “sebaik nya aku kembali ke kamar ku, aku harus mandi dan memesan makan malam ku.” membereskan obat-obatan untuk ikan lalu menaruh nya di bawah lemari aquarium besar.

Ragu-ragu Jaejoong berkata, “nngg… bagaimana kalau kau makan malam di sini, aku akan memasak nya untuk mu, anggap saja sebagai ucapan terima kasih karena telah menyelamatkan ikan ku.” wajah nya menunduk tidak berani menatap langsung, ketika dia mengantar Yunho sampai di depan pintu apartment nya.

Yunho pun nampak ragu-ragu menerima tawaran Jaejoong, bukan dia tidak ingin makan malam bersama Jaejoong, namun apakah dia sanggup menahan hasrat dan memegang teguh janji nya, mampukah dirinya tidak menyentuh Jaejoong ?, hanya berdua bersama namja yang terlihat semakin seperti seorang yeoja ketika dia tersipu malu seperti sekarang ini. “eh.. apakah kau mempunyai bahan-bahan nya untuk memasak ?” tanya nya berusaha menghargai tawaran Jaejoong. “periksa lah isi lemari pendingin ku, tadi pagi sebelum berangkat ke Jeju aku menyuruh pelayan di rumah appa berbelanja untuk mengisi lemari pendingin ku.” tangan nya menyerahkan kunci kamar nya dan menyebutkan kode digit keylock, Yunho yakin isi lemari pendingin Jaejoong kosong, sebab sejak mereka berlibur selama seminggu, Jaejoong baru kembali ke penthouse nya malam ini.

Jaejoong’s Penthouse

“OMO !” Yunho membelalakkan matanya melihat masakan yang tersaji di meja, apakah Jaejoong menguras habis bahan masakan di lemari pendingin nya ?, begitu banyak rupa-rupa makanan di meja, sedang kan dia hanya berdua dengan Jaejoong. “oh.. apabila setiap malam kau memasak seperti ini untuk ku, ku jamin dalam satu minggu pipi ku akan seperti ini.” di lihat nya Jaejoong begitu gugup, Yunho mencoba bercanda dengan menggembungkan pipi nya.

Jaejoong yang terlihat segar sesudah mandi, gugup tersipu malu dan berbalik membelakangi namja yang membuat hati nya terasa tidak karuan sejak mengucapkan suatu pengakuan kepada umma nya. tangan nya sibuk menyendokkan nasi ke dalam mangkuk, menyendokkan sup, memilah duri ikan untuk Yunho, baru saja dia duduk menyuap dua suapan, Jaejoong kembali berdiri menuangkan air putih untuk Yunho.

Kedua nya menikmati makan malam saling membisu, hanyut dalam kecanggungan dan pikiran masing-masing, Yunho berpikir dalam hati nya Jaejoong bagaikan seorang istri, memasak dan melayaninya ketika makan malam, dan Jaejoong pun berpikir dalam hatinya dia bagaikan seorang istri yang sedang melayani suami nya makan malam, semburat merah merona menghias di pipi.

Masih saling membisu, Jaejoong membereskan piring kotor dan peralatan bekas masak nya menumpuk di cucian piring, dia suka memasak, tetapi satu hal yang membuat nya malas memasak adalah mencuci peralatan masak yang kotor, dia tidak mau merusak tangan dan kuku nya, dibiarkan nya tumpukan piring kotor itu di cucian piring. “ah.. biarkan saja, besok ada yang datang mencuci nya.” mencegah Yunho yang sedang memasang apron dan bersiap-siap untuk mencuci tumpukan piring kotor itu.

“gwenchana, aku tahu kau tidak mau merusak kuku tangan mu.” Sahut nya mulai mencuci dan membilas.

Jaejoong merasa tidak enak hati, dia pun berdiri di samping Yunho, membantu mengeringkan piring-piring yang sudah di bilas oleh Yunho dengan kain kering. Rasa kagum nya terhadap yunho semakin bertambah, bagaimana mungkin putra seorang pengusaha hotel terkenal kini sedang mencuci piring di dapur nya. Kecekatan tangan Yunho menyabun dan membilas menampakkan namja itu terbiasa dengan pekerjaan yang sedang di lakukan nya.

“Kyaaa…!” Jaejoong terkejut dari lamunan nya ketika tangan Yunho menorehkan busa sabun ke ujung hidung nya. hampir saja gelas yang ditangan nya terjatuh, kesal karena ulah Yunho yang mengejutkan dia pun membalas mengambil busa sabun dengan kedua telapak tangan nya dan langsung meraup nya ke muka Yunho. Mereka berdua terlibat perang busa sabun di dapur.

“Ahahahahaha….” Gelak tawa Yunho kegirangan melihat alis mata Jaejoong penuh oleh busa, “ahahaha.. alis mu seperti sinterklas.” Terbahak-bahak sambil memegangi perut nya yang sakit terlalu keras tertawa.

“ugghhhh…!” Jaejoong meringis memegangi kedua matanya yang perih terkena busa sabun, pergelangan tangan nya berusaha menyeka mata nya yang perih hingga dia mengeluarkan air mata.

“Oh… mianhae Boo.” Cepat-cepat Yunho membasahi napkin bersih dengan air dan melap mata jaejoong yang terkena busa sabun, di tuntun nya namja yang memejam kan matanya berjalan masuk ke dalam kamar dan langsung membawanya ke kamar mandi, “cuci dulu tangan mu Boo, baru cuci muka mu.” Tangan nya sibuk membuka lemari obat-obatan yang berada di washtaffel, “ini handuk nya.” Yunho menyodorkan handuk bersih, “apakah masih perih ?” wajah nya khawatir melihat kedua mata Jaejoong masih menutup dan mengeluarkan air mata, Jaejoong mengangguk dan mengikuti Yunho yang menggiring nya duduk di tempat tidur.

Yunho membungkukkan badan dan meneteskan obat mata yang ditemukan nya di lemari obat pada kedua mata Jaejoong, air mata mengalir dari wajah namja yang masih meringis, “perihh Yun !” keluh nya ketika mencoba membuka kelopak mata nya. Yunho terlihat panik, dia kembali ke kamar mandi mencari cairan obat pencuci mata, “apakah kau tidak mempunyai cairan pencuci mata ?” teriak nya kepada Jaejoong.

“Aku tidak punya, ah bisakah kau meneteskan obat tetes ini lagi ?” pintanya sambil berteriak dari tempat tidur.

Laki-laki yang merasa bersalah itu keluar kamar mandi dan mengambil obat tetes lalu meneteskan kembali di kedua mata Jaejoong, “apakah masih perih, sebaik nya kita ke rumah sakit.” Yunho terlihat semakin bingung dan panik, meniup-niup kelopak mata Jaejoong.

Jaejoong menggelengkan kepala nya, perlahan-lahan mencoba membuka sebelah matanya dan kembali menutup, Yunho menyeka lembut air mata yang keluar dari mata Jaejoong.

Yunho POV

Sungguh keterlaluan bercanda ku kali ini hingga wajah manis itu meringis menahan perih di kedua matanya, busa sabun yang mengenai alis nya tadi mengalir mengenai kedua mata Jaejoong, perasaan bersalah melanda diri ku, oh… wajah meringis nya dengan mata terpejam sungguh membuat jantung ku berdebar, perasaan ini begitu lain, menghangatkan aliran darah ku, menghangatkan jiwa dan tubuh ku.

Kedua mata Jaejoong kembali terbuka, mata nya memicing menatap mataku, bersyukur warna merah di bola mata nya sudah tidak semerah ketika pertama kali kuteteskan obat mata tadi. “apakah kau sudah bisa melihat ku ?, apakah masih perih ?” memeriksa kedua mata nya yang masih menatap mataku tanpa berkedip, namja cantik di hadapan ku terdiam tak berkedip memandang mataku, mata nya bagaikan menghipnotis diri ku untuk terus menatap mencoba menembus melalui mata hitam itu, apa yang ada di pikiran mu saat ini Boo ?, mengapa menatap ku seperti itu ?.

Kesunyian dan kebisuan kami saling menatap, dapat kulihat bayangan wajah ku di bola mata hitam nya, lalu perlahan-lahan mata itu kembali terpejam, Jaejoong mendongakkan kepala nya kearah ku, mulut nya sedikit membuka, pose menanti sebuah ciuman dari ku, pose menunggu sentuhan bibir ku membelai lembut di bibir nya yang basah dan memerah, bibir cherry kesukaan ku.

Ku pandangi wajah terpejam itu begitu lama, antara hasrat dan janji ku, apakah Jaejoong ingin di cium oleh ku  ? apakah Jaejoong mengijinkan untuk menerima sentuhan bibir ku di bibir nya ?, apakah.. ? oh my God, please tell me what should I do.

Hanyut dalam keragu-raguan menatap pada bibir yang begitu indah ingin kurasakan lembut dan manis nya, kedua mata Jaejoong terbuka, perlahan-lahan bibir yang ingin kurasakan sejak tadi kini  menyentuh lembut bibir ku, bola mata hitam itu terus menatap mataku, dan bibir nya kembali membelai bibir ku yang masih terdiam mempertimbangkan banyak hal yang berlintasan di kepala ku. Haruskah kuingkari janji ku ?

Bibir nya kembali menyentuh bibir ku, lembut mengecup nya, memagutnya dengan gerakan yang teramat perlahan, seakan-akan ingin menikmati bibir ku dengan segenap hati nya, “nggghhh…” lenguhan ku tak tertahan kan menggeram ketika hasrat mendobrak ikatan janji di hati ku, membalas ciuman nya dengan kelembutan dan membungkukkan kepala ku semakin dekat kewajah nya, semakin hangat membelai bibir nya, memegangi kepalanya mengalirkan hati dan jiwa ku melalui sentuhan bibir ku di bibir nya.

“ennghhh…” desahan nya begitu halus menggelitik di telinga ku, mengalirkan kehangatan jiwa dan raga, mempesonakan diriku untuk terus memberikan sentuhan-sentuhan dan ciuman kami semakin hangat, berirama dan… perlahan-lahan kurasakan kembali kenyal dan manis bibir cherry favorite ku, “Saranghae.” Kata-kata itu meluncur begitu saja terucap tanpa kusadari. “ughh.. !” terpekik pelan karena terkejut, tiba-tiba Jaejoong mendorong dadaku untuk menjauh ketika tubuh ku dengan gerakan perlahan mendorong tubuh nya hampir terbaring di tempat tidur.

“Mianhae Yun, aku belum siap.” Jaejoong berdiri dan berlari ke kamar mandi, mengunci pintu kamar mandi.

Huufff.. kuhela nafas ku dan duduk di sisi tempat tidur, memandang pintu kamar mandi yang tertutup, menyesali kata-kata cinta yang tak mampu kutahan terucap begitu saja melalui mulut ku, “mianhae Boo.” Bisik ku lirih sebelum meninggalkan kamar itu, penuh penyesalan memohon maaf.

tbc

——————————————————————————————————————————————————–

Author :

– aaaaaaa….. Jae knapa masih jual mahalll, padahal tinggal cuup aja, pasti NC an deh #authoryadong

– Nampak nya masa lalu Jae sangat berpengaruh hingga dia tidak semudah itu mempercayai Yunho. (Jaejoong POV next chap).

– mianhae all readers, belakangan hari kemarin saya sibuk, saya sendiri kurang begitu puas dengan chap ini karena pikiran saya terpecah ketika mengetik nya. semoga masih bisa menghibur all readers yang sudah menunggu2 chap 11 update.

sekali lagi mianhaeyo

subuh ini saya akan coba membalas satu persatu all readers yang telah comment di FF saya, namun belum sempat saya balas. sekali lagi mianhaeyo,